SEKILAS
TENTANG VENESIA DARI TIMUR
Rumah rakit adalah salah satu ikon dari konsep water front city Kota Palembang Sumatera Selayan, yang bertahan sejak ratusan tahun silam. Peter JM Nas, profesor University of Leiden, Belanda, menjuluki Kota Palembang sebagai The Venice of The East (Venesia dari Timur).
Julukan Venesia dari Timur juga disematkan oleh Ratu Belanda Wilhelmina III untuk Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah, dengan sebutan Semarang En Erstecht Venetie. Schimmen Glitsering Bekooring. Artinya, Semarang adalah Venesia dari Timur yang indah berkilauan. Julukan ini tak lepas dari keberadaan kanal-kanal yang membelah kota dan menjadi sarana transportasi air, sebagaimana Kota Palembang yang dibelah sejumlah kanal-kanal air (Palembang Ulu dan Palembang Ilir) dibelah oleh Sungai Musi. Termasuk Masjid Agung Palembang, sebelumnya juga berada dalam lingkaran Air Sungai Musi.
Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia dengan panjang sungai sekitar 750 km dan merupakan sungai yang terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak masa keemasan Kerajaan Sriwijaya, sungai Musi ini terkenal sebagai sarana utama transportasi kerajaan dan masyarakat. Ini tetap berlanjut pada masa pemerintahan kesultanan Palembang Darussalam. Hingga kini pun sungai Musi masih menjadi alternatif jalur transportasi ke daerah tertentu dan untuk kepentingan tertentu. Beberapa industri yang ada di sepanjang aliran sungai Musi juga memanfaatkan keberadaan sungai Musi ini.
Sumber mata air utama sungai Musi berasal dari daerah Kepahiang, Bengkulu, dan bermuara di 9 (sembilan) anak sungai besar, yaitu Sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. Batanghari Sembilan sendiri merupakan ungkapan untuk sembilan sungai besar ini. Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi dua bagian kawasan, yaitu kawasan Seberang Ilir di bagian utara dan Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai Musi, bersama dengan sungai lainnya, membentuk sebuah delta di dekat Kota Sungsang. Keberadaan Sungai Musi membelah Kota Palembang masih memberi citra tersendiri bagi warganya.
Kisah kota sungai atau kota de stad der twintig eilanden (kota 20 pulau) masih bisa dijual sebagai cerita wisata. Keberadaan sekitar 108 sungai yang pernah membelah kota Palembang dengan lembahnya yang berawa-rawa, kini tidak akan kita temukan lagi. Begitu banyak sungai di kota Palembang dengan kehidupannya, maka orang-orang Eropa menyamakan Palembang dengan Venesia dari Timur, di samping itu disebut juga sebagai de stad der twintig eilanden (kota dua puluh pulau). Pulau-pulau ini terbentuk karena adanya anak-anak sungai yang memotong lembah yang ada, di samping memang di Sungai Musi ada pulau-pulau yaitu antara lain Pulau Kembaro (Kemaro) dan Pulau Kerto.(diolah dari berbagai sumber)
A. PROFIL
Venesia dari Timur, merupakan salah satu Lembaga Pemberdayaan dan Pegembangan Seni Budaya di Palembang Sumatera Selatan kemudian disingkat (VdT). Lembaga ini berkantor pusat di Palembang. Secara resmi, Vdt lahir pada tanggal 18 Mei 2010 di Palembang, dengan Badan hukum Akta Notaris Tanggal 18 Mei 2010 No.3 (Notaris : Hexxy Nurbaiti Ariesi,SH,Mkn)
Vdt, merupakan lembaga mengedepankan kajian dan studi seni budaya tradisi Sumsel, yang kemudian dilakukan penggalian, penelitian serta pengembangan seni petunjukan, baik seni musik, teater, lukis dan sinematografi/film.
Vdt, tidak bernaung di bawah salah satu partai politik, atau juga tidak berafiliasi terhadap ormas dan ideologi tertentu. Vdt, merupakan lembaga independent, yang digagas oleh akademisi, kalangan pemuda, tokoh masyarakat, wartawan, seniman dan budayawan dari bermacam agama, suku dan golongan.
Sebagai organisasi pemberdayaan, Vdt, mengajak semua lapisan, baik akademisi, mahasiswa, pemuda, masyarakat, ulama, pengusaha dan masyarakat umum, untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap proses percepatan (akselerasi) pembangunan dalam konteks seni dan budaya di Palembang, dan Sumatera Selatan pada umumnya.
Sebagai lembaga yang juga melakukan pengembangan seni pertunjukan, Vdt juga membantu manajerial dan Finansial bagi kelompok seni di wilayah Sumatera Selatan untuk melakukan pementasan dan pengembangan seni, baik bersifat pribadi maupun kelompok seni.
B. VISI DAN MISI
- Membuka ruang bagi setiap warga negara dalam memberikan kontribusi pemikiran terhadap proses percepatan pembangunan seni budaya di Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya.
- Mewujudkan masyarakat yang sadar terhadap pentingnya penciptaan kreatifitas dalam rangka kristalisasi nilai-nilai kebudayaan Sumsel
- Membantu masyarakat dalam memperoleh informasi secara terbuka dan jujur, tentang seni dan budaya yang menjadi kebutuhan setiap warga Negara, baik domestik dan asing.
- PROGRAM
- Identifikasi dan Penggalian Potensi Seni Budaya di Sumatera Selatan
- Pengembangan potensi seni (Kelompok atau pribadi) di Sumatera Selatan
- Pemberdayaan pekerja dan kelompok seni dengan membantu proses penciptaan kreatifitas, baik secara financial dan manajerial.
- Penerbitan buku-buku Seni Budaya hasil karya Seniman Sumsel
- Penerbitan Majalah Kebudayaan (terbit triwulanan) dan website
- Mengembangkan jaringan program seni dan budaya (nasional dan internasional).
- Mendorong setiap Kepala daerah dalam menggiatkan seni tradisi dan moderen di wilayah Sumatera Selatan.
D. JARINGAN KERJA
Sebagai salah satu upaya dalam pengembangan program yang lebih luas, Vdt menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga dan instansi lain, baik di dalam dan luar negeri, yang visi dan misinya tidak bertentangan dengan Vdt
- STRUKTUR ORGANISASI
Direktur Eksekutif
Djoesev Soetrisno,SE
Direktur Program
Imron Supriyadi,S.Ag
Direktur Pemberdayaan
Putu Lilik Supandi,SP
Keuangan dan Adm
Pustrini Hayati,S.Pd.I
- KONTAK LEMBAGA
Alamat Kantor ;
Jalan Swadaya Lrg.Sukadarma II Palembang Sumatera Selatan, Indonesia.
Telp. 0711-8699879
Blog : www.venesiadaritimur.blogspot.com
Palembang, 18 Mei 2010
file ; d/venesia/profil lembaga